4 Kisah Dakwah 25 Rasul Aktivitas siswa : a. Membaca kisah dakwah 25 Rasul kepada umat manusia terdahulu. b. Merumuskan pelajaran yang baik dan pelajaran yang buruk dari kisah tersebut. c. Merumuskan hal-hal yang dapat kalian terapkan dalam kehidupan kalian. d. Membuat paparan yang menarik kemudian mempresentasikan. Kisah Tradisi biadab Anak durhaka yang tega habisi nyawa orang tuanya sendiri. Salah satu tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat adalah merajalelanya anak-anak yang berani durhaka kepada orang tuanya. Banyak Orang tua tidak lagi menjadi sosok yang dihormati, melainkan banyak yang dijadikan budak/ pembantu oleh anaknya sendiri. Disaat orang tua telah berhasil mendidik anaknya hingga sukses, Namun kemudian sang anak lupa kepada jasa orang tua dan tega menelantarkanya. Sebagaimana kisah-kisah berikut. Beberapa desa Diindia selatan ada sebuah tradisi anak durhaka yang sangat menyedihkan, tradisi itu bernama Thalaikoothal. Tradisi ini bertujuan untuk membunuh orang-orang yang sudah tua dan lanjut usia. Biadabnya pembunuhan itu dilakukan oleh anak/ keluarga sendiri. Alasan mereka melakukan tradisi ini adalah sebab orang tua sudah lansia dan mereka tak mampu lagi membiayai hidupnya. Dengan membunuh orang tua yang lansia, tentu biaya hidup keluarga akan berkurang, dan tak kerepotan lagi. Dilihat dari makna, tradisi Thalaikoothal bermakna mandi. Proses pelaksanakan tradisi ini dilakukan dengan cara orang lansia dikasih minyak mandi diwaktu pagi, lalu disuruh minum air kelapa. Efek samping dari cara ini bisa merubah suhu tubuh, menimbulkan gagal ginjal, demam ekstrim . korban nantinya akan meninggal dalam durasi waktu 1-2 harian. Meski tradisi ini sudah dilarang pemerintah, namun masih ada yang menjalankannya secara sembunyi sembunyi didesa Madurai, virudhunagar dan teni. Selain cara diatas, ada cara lain untuk membunuh orang tuanya sendiri, yaitu dengan cara memberikan susu disertai mencubit hidung orang tua. Effek cara ini akan menyebabkan gangguan pernapasan orang tua. Begitu buruknya tradisi mereka yang tega menghabisi orang tuanya sendiri. Banyak alasan yang membuat mereka melakukan tradisi itu, diantaranya kebanyakan sebab masalah ekonomi, ketidak mampuan mengurus biaya hidup orang tua yang lansia, dan ada yang rebutan warisan Tidak hanya di india, dahulu di Serbia juga ada tradisi anak durhaka yang tak kalah kejamnya. Mereka tega menghabisi orang tuanya sendiri karena menganggap orang tua yang sudah lanjut usia hanyalah beban keluarga dan mengganggu perekonomian keluarga. Tradisi ini bernama Lapot, mereka membunuh orang tua dengan memakai kampak atau tongkat, para pendduk desa juga bakal menerima undangan untuk menyksikan tradisi biadab itu. Sungguh perbuatan yang sangat tak pantas dilakukan oleh seorang anak. Adalagi di jepang dahulu ada tradisi yang bernama ubasuteyama yang artinya gunung pembuangan. Tradisi ini dilakukan dengan cara membuang anggota keluarga/ kerabat yang sudah tua dan sakit-sakitan. Pembuangan dilakukan disuatu tempat terpencil seperti hutan gunung. Tradisi ini bertujuan untuk membunuh atau membuat orang tua meninggal dunia. Sebab orang tua lansia dianggap tidak produktif lagi, menyusahkan dan menambah beban biaya hidup dalam keluarga. Cara praktik tradisi ini adalah Orang tua yang sudah lanjut usia dibawa anaknya menuju kesebuah gunung. Setelah itu orang tua dibuang dan ditinggalkan begitu saja oleh anaknya dihutan gunung itu. Nantinya orang tua akan mati dengan sendirinya bisa dengan beberapa sebab. Ada yang mati sebab kelaparan, kedinginan, demam, dan menjadi mangsa hewan buas. Cerita ini menjadi cerita legenda rakyat jepang yang populer, namun ntah kisah ini benar terjadi dimasa lalu atau tidak. Namun kisah diatas tidak jarang kita jumpai dizaman modern seperti sekarang ini. Dijepang sendiri banyak terjadi kasus pembuangan orang tua, sebagai contoh ditahun 2018 ada seorang perempuan yang ditangkap pihak kepolisian karena tega membuang ayahnya yang tengah sakit. Sang ayah dibuang di stasiun tol sebab tak kuasa lagi merawat sang ayah. Kesulitan ekonomi dan kemiskinan menjadi factor umum kasus pembuangan orang tua dijepang. Tidak usah jauh-jauh kejepang. Di Indonesia sendiri kasus pembuangan orang tua juga marak terjadi. Lagi lagi factor karena masalah ekonomi. Seperti contoh berita kisah seorang anak yang tega mengusir ibu kandungnya dan saudarnaya sendiri dari rumah karena gara-gara harta warisan. Tidak hanya tega mengusir, sang anak juga tega menggugat ibu kandunganya yang sudah sepuh berumur 80 tahun. Dimana hati Nurani seorang anak kepada ibu kandungnya sendiri. Adalagi kisah pilu dizaman sekarang, dimana banyak anak yang tidak sanggup merawat orang tuanya sendiri yang sudah tua, ntah banyak alasanya, ada yang sebab sibuk dengan pekerjaanya, ada yang kesulitan ekonomi dan lain sebagainya. mereka terkadang menelantarkan orang tuanya sendirian dirumah. Namun ada pula yang memilih jalan pintas dengan membawa orang tuanya ke penitipan lansia/ panti jompo. Fakta-fakta akhir zaman memang terasa aneh, Dahulu orang tua benar-benar ikhlas dan rela merawat anaknya hingga besar, tidak sedikit perjuangan sejak melahirkan, memandikan, menyusui, menyuapi makanan, dan menghibur sang anak. Disaat kita kecil orang tua akan sangat sedih dan panik bila melihat anaknya sakit walau hanya sedikit saja. Mereka akan berusaha membuat kita selalu sehat dengan secara teratur memberi perawatan setiap harinya kepada tubuh muyil kita dulu. Disaat sudah beranjak besar, orang tua tentu akan memberikan Pendidikan yang terbaik agar anak-anaknya kelak bisa memiliki ilmu dan keterampilan untuk bekal dimasa dewasa dan tua. Tentu tidaklah sedikit biaya hidup yang dikeluarkan orang tua untuk menghidupi anak-anaknya. Banyaknyya biaya juga dihitung dengan jumlah banyaknya anak dalam satu keluarga. Betapa beratnya perjuangan seorang ayah dalam menafkafi anak dan istrinya. Tentu hal yang diharapkan orang tua adalah hidupnya sang anak. Tetapi berbanding balik dengan sang anak, yang ada hanyalah menunggu kematian orang tua. Dahulu orang tua bisa menghidupi dan membiayai lima, tujuh, bahkan sampai dua belas anak. Namun banyak anak yang tak sanggup merawat dan menghidupi orang tuanya dimasa tua. banyak anak yang hanya mengharapkan harta warisan saja dari orang tua. Padahal begitu besarnya pahala apabila kita dapat berbakti kepada orang tua. Rasulullah SAW bersabda “Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya” HR. Tirmidzi. Rasulullah SAW sendiri menjelaskan begitu besarnya birrul walidain/ berbakti kepada kedua orang tua. Orang tua digambarkan sebagai pintu surga. Tentu orang yang bisa merawat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah orang-orang yang kelak menjadi penghuni surga. Namun ada dosa yang sangat besar apabila seorang anak berani durhaka dan menyia-nyiakan orang tuanya. Rasulullah SAW pernah bersabda “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa yang paling besar?" Para sahabat menjawab; “Tentu, wahai Rasulullah!” Beliau bersabda "Mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”. Nah itulah beberapa kisah begitu berdosanya orang-orang yang durhaka kepada orang tua, dan tentu anak yang berbakti kepada kedua orang tua tentu memperoleh pahala besar dan surga. Semoga kisah ini bermanfaat, wallahu A’lamu Juga Kisah Orang Tua Durhaka Yang Membuat Sahabat Umar Marah Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka (para Nabi 'alaihis salam dan umat mereka) itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (sehat). al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman" (Yusuf:111). Sebagai gambaran bagaimana beratnya balasan orang yang melukai perasaan ibu, pernah ada seorang sahabat namanya Alqamah. Ia seorang yang sangat taat kepada Allah, tekun beribadah, tak pernah tertinggal puasa dan shalatnya. Tak terkecuali zakat dan sedekahnya. Namun, di penghujung hayatnya, ia kesulitan mengucapkan kalimat Lā ilāha illallāh. Setelah dilaporkan dan ditelusuri oleh Rasulullah saw, Alqamah masih memiliki seorang ibu yang sudah tua dan hatinya pernah terluka gegara sikapnya. Menurut sang ibunda, Alqamah terlalu lebih perhatian dan lebih mementingkan istrinya ketimbang ibunya. Itulah sebabnya, saat sakaratul maut, lidah Alqamah kelu tak bisa mengucap kalimah thayyibah. Untungnya, Rasulullah saw. segera memintakan ampunan kepada sang ibunda untuk Alqamah. Demi membuka pintu maaf sang ibunda, beliau sempat meminta para sahabat mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Alqamah. Mendengar demikian, jiwa keibuan ibunda Alqamah pun bangkit dan hatinya pun luluh. Ia merasa tidak tega jika harus melihat jasad sang anak dibakar hidup-hidup di depan mata. Hingga akhirnya ia rela memaafkan Alqamah daripada melihat jasadnya hangus terbakar api. Rasulullah saw menyampaikan kepada sang ibunda, “Duhai ibu, api akhirat jauh lebih pedih ketimbang api dunia.” Setelah dimaafkan, Alqamah pun dengan mudahnya menghembuskan nafas terakhir seraya mengucap kalimah Lā ilāha illallāh. Lihat Syekh Zainuddin al-Malaibari, Irsyadul-Ibad, halaman 91. Seorang Alqamah saja yang taat ibadah kepada Allah, berada di ambang kematian su’ul khatimah, bagaimana dengan orang yang durhaka kepada Allah dan orang tua? Bagaimana orang yang terus membangkang dan selalu menyakiti perasaan orang tua? Sungguh ini pelajaran berharga bagi siapa pun yang masih memiliki sikap buruk kepada orang tuanya. Sekaligus pelajaran bagi siapa pun yang menginginkan kematian husnul khatimah. Di momen Hari Ibu ini, marilah kita sama-sama mengubah sikap buruk kita kepada orang tua, terlebih kepada ibu kita. Doakan yang terbaik jika mereka sudah tiada. Bahagiakanlah mereka. Jika belum mampu membahagiakan, setidaknya jaga sikap dan perkataan kita agar tidak melukai perasaan mereka. Sebab, balasan dan ancamannya sangatlah berat dan merugikan kita di dunia dan akhirat. Wallahu alam. Ustadz Tatam Wijaya, alumnus Pondok Pesantren Raudhatul Hafizhiyyah Sukaraja-Sukabumi, Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Muttaqin” Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.
Mengapadalam al-quran di jelaskan kisah orang-orang terdahulu yang durhaka seperti Qarun, fir'aun, Namrud? jelaskan!. allah telah memberikan contoh orang2 yang tidak patut untuk di contoh agar mereka tau mana yang seharusnya di lakukan dan mana yang seharusnya tidak di lakukan . 12 votes Thanks 35. GaztonBatam Allah mereka oarang
Ilustrasi Orangtua Memarahi AnakTak sedikit orang tua yang menuntut putra-putrinya berbakti kepada orang tua. Tetapi dia sendiri tak paham bahwa ada pula sebutan ayah yang durhaka kepada anaknya. Jika anak durhaka nasib hidupnya sia-sia, begitupun orang tua yang durhaka kepada pada masa Umar bin Khattab ada seorang ayah yang menyeret putranya untuk dihadapkan kepada Amirul Mukminin. Di depan Umar, orang tua itu mengadukan kelakuan putranya yang tak mau menghormati dan durhaka padanya. “Mohon nasehati dia, wahai Amirul mukminin!” kata orang tua lalu menasehati anak lelaki itu. “Apa kamu tak takut kepada Tuhan-mu sebab ridha-Nya tergantung ridha orang tuamu.” Tak disangka-sangka anak itu berbalik tanya “Wahai Khalifah! Apa di samping terdapat perintah anak berbakti kepada orang tua, terdapat juga ajaran orang tua bertanggung jawab kepada anaknya?”.Umar bin Khattab menjawab “Ya, benar ada! Seharusnya seorang ayah menyenangkan dan mencukupi nafkah istri sekaligus ibu dari putra-putrinya, memberikan nama yang baik kepada putra-putrinya, serta mengajari putra-putrinya Al-Quran dan ajaran agama lainnya.”Mendengar penjelasan Amirul Mukminin, anak laki-laki itu membalas “Jika demikian, bagaimana aku berbakti kepada ayahku? Demi Allah, ayahku tak sayang kepada ibuku yang diperlakukan tak ubahnya seorang hamba sahaya. Sekali-kalinya dia mengeluarkan uang untuk ibuku, sebanyak 400 dirham untuk menebus ibuku. Dia juga tak menamaiku dengan nama yang baik Aku dinamai ayahku dengan nama “Juala” Jadian. Dia juga tak mengajariku mengaji, satu ayat pun!”Seketika itu Umar bin Khattab berpaling, matanya memandang tajam ke arah orang tua anak itu, sambil berkata “Kalau begitu bukan anakmu yang durhaka, tetapi kamulah orang tua durhaka!”Jadi, ayah yang durhaka tanda-tandanya adalah 1 tidak menyayangi secara lahir-batin istri yang menjadi sumber belajar pertama kali anak kandungnya. 2 berkata kasar dan tidak memanggil putra-putrinya dengan sebutan yang baik. 3 tidak mendidik putra-putrinya dengan pendidikan yang baik dan bermanfaat untuk masa depan al-Qayyim al-Jauzi dalam kitab “Tuhfat al-Maudud” juga pernah berkata “Barangsiapa menyia-nyiakan pendidikan yang berguna untuk masa depan anaknya dan putra-putrinya dibiarkan begitu saja, maka sungguh dia menjadi orang tua yang paling merugi. Kebanyakan anak menjadi rusak moralitasnya disebabkan faktor orang tua yang menyia-nyiakan pendidikan anaknya. Akibatnya anak itu tak berkembang akal pikirannya dan tak mendatangkan manfaat di masa depannya untuk kedua orangtuanya.”Oleh sebab itu, sebagai orang tua, terutama ayah, sepatutnya mencurahkan pikiran, tenaga, dan finansialnya untuk masa depan serta pendidikan buah hatinya. Berapa banyak yang dicurahkan orang tua untuk putra-putrinya semua adalah bernilai sedekah dan akan dilipatgandakan oleh Allah dari tulisan M. Ishom el-Saha Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten KeadaanNabi Yunus AS setelah Meninggalkan Kaumnya. Ketika kaumnya telah bertobat dan kembali ke jalan yang benar, nasib Nabi Yunus AS berada di ujung tanduk. Di tengah pelayaran, tiba-tiba datang ombak besar yang diikuti tiupan angin kencang sehingga menyebabkan keseimbangan kapal terganggu.

Kisahnya Alqomah adalah seorang ahli ibadah. Tatkala dia dalam sakaratul maut, lidahnya tidak dapat mengucapkan kalimat Laa Ilaaha illalloh. Rasul shallallahu alaihi wasallam pun mendatanginya seraya bertanya kepada para sahabatnya, “Apakah ibunya masih hidup?” Jawab mereka, “Masih.” Sang ibu pun dihadirkan, lantas menjelaskan bahwa dirinya telah mengutuk si anak Al-Qomah disebabkan dia lebih mengutamakan istrinya daripada dirinya. Nabi shallallahu alaihi wasallam meminta kepada sang ibu untuk mencabut kutukannya. Namun dia tidak bersedia, lantaran sudah kadung terlanjur–red sakit hati. Akhirnya Nabi shallallahu alaihi wasallam pun menyuruh para sahabatnya agar mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Al-Qamah, supaya lekas mati. Bagaimanapun juga, sebagai seorang ibu, dia tak tega putranya mengalami nasib seperti itu, lalu mencabut kutukannya. Sedetik kemudian Al-Qamah mampu mengucapkan Laa Ilaaha Illallah. Lalu wafatlah dia.” Kisah ini sangat masyhur dan laris, dipasarkan oleh para khatib di mimbar-mimbar, dan masyhur disampaikan di sekolah-sekolah terutama dalam buku-buku kurikulum atau dalam acara yang biasa disebut sebagai “Hari Ibu” yaitu pada tanggal 22 Desember Masehi. Takhrij Kisah Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam Al-Maudhu’at 3/37. Al-Uqaili dalam Adh-Dhu’afa Al-Kabir 3/461, Al-Khara’iti dalam Masawi’ Al-Ahlaq 120, al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 6/197 dari jalan Faid Abu Warqa’ dari Abdullah bin Abi Aufa. Derajat Kisah MAUDHU’. Letak kecacatan kisah ini karena pada sanadnya terdapat rowi yang bernama Faid Abul Warqo’. Oleh karenanya, Al-Haitsami berkata “Hadits riwayat Ath-Thabaroni dan Ahmad secara ringkas sekali, tetapi dalam sanadnya terdapat seorang rawi yang bernama Faid Abu Warqa’, dia seorang yang matruk ditinggalkan.” Imam Ahmad berkata, “Matruk.” Ibnu Ma’in berkata, “Lemah dan tidak dipercaya.” Abu Hatim berkata “Hadits-haditsnya dari Abdullah bin Abi Aufa adalah batil termasuk hadits ini–pent. Seandainya ada orang yang bersumpah bahwa seluruh haditsnya Faid bin Abu Warqa’ palsu, tidaklah dia disebut seorang pengecut.” Imam Bukhari berkata, “Munkarul Hadits.” Al-Hakim berkata, “Dia meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa hadits-hadits maudhu’ palsu.” Komentar Ulama 1. Ibnul Jauzi juga berkata “Hadits ini tidak shahih dari Rasulullah.” 2. Imam Adz-Dzahabi menyebutkan kisah ini secara ringkas dan berkata “Termasuk musibah Dawud bin Ibrahim adalah perkataannya “Menceritakan kami Ja’far bin Sulaiman, menceritakan kami Faid dari Ibnu Abi Aufa.” Kemudian beliau Adz-Dzahabi menyebutkan kisah ini lalu berkata, “Faid adalah seorang yang hancur.” 3. Al-Hafizh Ibnu Hajar juga mengatakan hal serupa dalam Lisanul Mizan 3/8. 4. Al-Hafizh Al-Haitsami berkata dalam kitabnya Majma’uz Zawaid 8/271, “Hadits riwayat Ath-Thabaroni dan Ahmad secara ringkas sekali, tetapi dalam sanadnya terdapat seorang rawi yang bernama Faid Abu Warqa’, dia seorang yang matruk.” Kisah ini juga dilemahkan oleh para ulama lainnya seperti al-Uqaili, al-Baihaqi, al-Mundziri, adz-Dzahabi, Ibnu Arraq, asy-Syaukani dan sebagainya. Kesimpulannya, hadits ini adalah maudhu’, tidak shahih. Siapakah Alqomah Sebenarnya?! Nama Alqomah dalam kisah ini tidak jelas dan tersembunyi. Nampaknya, nama Alqomah hanyalah dibuat-buat oleh para pemalsu hadits. Sebab, sahabat Nabi yang bernama Al-Qamah sangat jauh dari kisah batil ini. Hal tersebut sangat jelas bagi mereka yang membaca sejarah sahabat yang bernama Al-Qamah seperti dalam kitab Al-Ishobah 4/262 no. 5654-5474 oleh Ibnu Hajar dan Usdul Ghabah 4/81 oleh Ibnu Atsir. Oleh karena itu, dalam kisah ini kita tidak mendapati secara jelas namanya, baik ayah, kakek, nama qabilah, kunyahnya dan lain sebagainya. Wallahu a’lam. Sumber

Utsmanberkata, "Engkau benar wahai Abu Aqil -Kunyah Labid-.". Labid berkata, "Dan setiap kenikmatan itu pasti akan sirna keberadaannya.". Utsman berkata, "Engkau dusta, kenikmatan surga tidak akan berakhir.". Labid berkata, "Wahai kaum Quraisy demi Allah, teman kalian ini tidak pernah diganggu, sejak kapan hal ini terjadi pada kalian?". Kisah Nabi yang Istrinya - Di dalam Al Qur'an banyak dikisahkan tentang orang-orang yang beriman kepada Allah seperti para Nabi, Rasul, Lukmanul Hakim dan lainnya. Begitu juga orang-orang yang ingkar kepada-Nya seperti Qarun, Fir'aun dan yang Mana’ Al-Qattan dalam Mabahis fi Ulum al-Qur’an Kisah didalam Al-Qur’an bertujuan untukPertama, menjelaskan dasar-dasar dakwah Nabi Muhammad dan dasar Syariat Nabi menguatkan hati Nabi dan Umatnya akan kebenaran Agama Islam serta pertolongan Allah dan terkalahkannya segala Membenarkan adanya para Nabi sebelum Nabi Muhammad serta sebagai pengingat kisah Membenarkan dakwah Nabi Muhammad tentang kabar orang-orang sebagai ibarat atau petuah kehidupan yang dapat diambil pelajaran yang Nabi Nuh AlaihissalamKisah Nabi Nuh AlaihissalamAda kisah menarik yang perlu dibahas disini yaitu beberapa Nabi yang diuji oleh Allah tentang masalah keluarga terutama istrinya yang ingkar tak mau beriman kepada Allah serta mengkhianati ini sesuai penjelasan dalam surat Al Qur'an yang berbunyiضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَArtinya Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya masing-masing, maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan dikatakan kepada keduanya "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk jahannam" QS. At Tahrim 10.Nabi Nuh merupakan salah satu Nabi yang diberikan umur panjang bahkan sampai ratusan tahun lamanya. Imam Suyuthi dalam kitab Al Itqan mengutip pendapat Imam Al Hakim yang menjelaskan bahwa Nabi Nuh berarti Nabi yang banyak menangis. Alasannya adalah karena ia sering menangisi dirinya sendiri. Sedangkan namanya adalah Abdul juga Menurut Imam Ibnu Jarir, Nabi Nuh lahir setelah 126 tahun meninggalnya Nabi Adam Alaihissalam. Menurut Imam Nawawi dalam kitab At Tahdhib menyatakan bahwa Nabi Nuh termasuk Nabi yang diberikan umur paling panjang dibanding Nabi yang Nuh berdakwah siang dan malam agar umatnya beriman kepada Allah dan tak menyekutukannya dengan apapun. Sayangnya, dakwah perjuangannya ini tak diterima dengan baik oleh istrinya sendiri begitu juga termasuk orang yang mengkhianati perjuangan Nabi Nuh dalam urusan keimanan kepada Allah membinasakan kaumnya bersama istri dan puteranya yang bernama Kan'an dengan adanya banjir besar yang melanda seluruh kisah ini dapat dipahami bahwa hidayah merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri, sekelas Nabi pun tak mampu merubah istri dan anaknya untuk menjadi beriman kepada Allah dan rasulnya.MAS . 92 172 439 84 151 145 470 57

kisah umat terdahulu yang dusta dan durhaka